Pages

Subscribe:

Senin, 31 Desember 2012

Katekese Tentang Imamat

oleh: St. Yohanes Maria Vianney
Imam dalam Konsekrasi

Anak-anakku, kita telah sampai pada Sakramen Imamat, yaitu sakramen yang tampaknya tidak ada sangkut pautnya dengan satu pun di antara kalian, namun demikian sesungguhnya sakramen ini menyangkut semua orang. Sakramen Imamat menaikkan manusia hingga sampai pada Tuhan. Betapa luar biasanya seorang imam! Seseorang yang menduduki tempat Tuhan - seseorang yang diperlengkapi dengan segala kuasa Allah. “Pergilah,” demikian sabda Kristus kepada para imam, “sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu. Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi, karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku…Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku.” Ketika seorang imam mengampuni dosa, ia tidak mengatakan, “Tuhan mengampuni dosa-dosamu”; ia mengatakan “Saya mengampuni dosa-dosamu”. Pada saat Konsekrasi, imam tidak mengatakan, “Inilah Tubuh Kristus”; ia mengatakan, “Inilah Tubuh-Ku”.

St. Bernardus mengatakan bahwa segala sesuatu kita peroleh melalui Maria; kita juga boleh mengatakan bahwa segala sesuatu kita peroleh melalui imam. Ya, segala sukacita, segala rahmat, segala karunia surgawi. Seandainya kita tidak memiliki Sakramen Imamat, kita tidak akan memiliki Kristus. Siapakah yang menempatkan Ia di sana, dalam tabernakel? Imam. Siapakah yang menerima jiwamu pada saat jiwamu memasuki kehidupan? Imam. Siapakah yang memberi jiwamu makanan, memberinya kekuatan agar mampu menyelesaikan ziarahnya? Imam. Siapakah yang mempersiapkan jiwamu agar layak di hadapan Tuhan dengan membasuhnya, pada saat terakhir, dalam Darah Yesus Kristus? Imam - selalu imam. Dan apabila jiwamu sampai pada ajalnya, siapakah yang akan membangkitkannya, yang mohon agar jiwamu beristirahat dalam tenang dan damai? Sekali lagi imam. Kamu tidak akan dapat memikirkan satu berkat pun dari Tuhan tanpa sekaligus memikirkan juga gambaran seorang imam.

Pergilah mengaku dosa kepada Bunda Maria, atau kepada seorang malaikat; apakah mereka akan mengampuni dosa-dosamu? Tidak. Apakah mereka akan memberimu Tubuh dan Darah Kristus? Tidak. Santa Perawan tidak dapat menghadirkan Putra Ilahinya dalam Hosti. Mungkin kamu ada bersama dua ratus orang malaikat, tetapi mereka tidak dapat mengampuni dosa-dosamu. Tetapi imam, betapa pun sederhananya dia, mempunyai kuasa untuk melakukannya; ia dapat mengatakan kepadamu, “Pergilah dalam damai; saya mengampuni dosa-dosamu”. Oh, betapa mengagumkannya seorang imam! Imam sendiri tidak akan mampu memahami betapa besar kuasa yang diberikan kepadanya hingga ia tiba di surga kelak. Jika saja ia mampu memahaminya di dunia ini, ia akan mati, bukan karena ketakutan, melainkan karena cinta.

Rahmat-rahmat Tuhan lainnya tak akan ada gunanya bagi kita tanpa imam. Apakah gunanya sebuah rumah penuh emas berlimpah, jika tak ada seorang pun yang membukakan pintunya bagimu! Imam memiliki kunci harta pusaka surgawi; imamlah yang membukakan pintunya bagimu; imam adalah pelayan Allah yang baik, penyalur harta kekayaan-Nya. Tanpa imam, Wafat dan Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus tak akan ada artinya sama sekali. Lihat orang-orang tak ber-Tuhan itu; apakah gunanya Kristus telah wafat bagi mereka? Sayang sekali! Mereka tidak mendapat bagian dalam rahmat Penebusan; mereka tidak mempunyai imam yang membasuh jiwa-jiwa mereka dengan Darah-Nya!

Seorang imam bukanlah imam bagi dirinya sendiri; ia tidak dapat mengampuni dirinya sendiri; ia tidak dapat menerimakan sakramen-sakramen pada dirinya sendiri. Seorang imam bukanlah untuk dirinya sendiri, melainkan untukmu. Sesudah Tuhan, imam adalah segalanya. Biarkan suatu paroki tanpa imam selama dua puluh tahun; maka umat akan menyembah berhala. Apabila Pastor misionaris dan saya hendak pergi, kalian akan mengatakan, “Apa yang dapat kami lakukan di gereja? Tidak ada Misa; Tuhan tidak lagi ada di sana; lebih baik kami berdoa saja di rumah.” Jika orang hendak membinasakan agama Katolik, mereka akan mulai dengan menyerang para imam, sebab jika tidak ada lagi imam, tidak akan ada lagi kurban, dan jika tidak ada lagi kurban, tidak akan ada lagi agama.

Ketika lonceng gereja berdentang memanggilmu ke gereja dan orang bertanya, “Ke manakah engkau hendak pergi?” Kamu akan menjawab, “Aku pergi untuk memberi makan jiwaku.” Dan apabila orang bertanya kepadamu sambil menunjuk tabernakel, “Tempat apakah pintu emas itu?” “Itulah tempat penyimpanan kami, di mana Santapan sejati bagi jiwa kami disimpan.” “Siapakah yang memiliki kuncinya? Siapakah yang menyimpan makanannya? Siapakah yang mempersiapkan perjamuannya, dan siapakah yang melayani perjamuan?” “Imam.” Dan apakah Santapannya?” “Tubuh dan Darah Kristus yang mulia” Oh, Tuhan! Oh, Tuhan! Betapa Engkau telah mengasihi kami! Lihatlah kuasa yang diberikan kepada imam; dengan perkataan seorang imam, sekeping roti diubah menjadi Tuhan. Hal ini lebih dahsyat daripada penciptaan dunia! Seorang bertanya, “Apakah jika demikian St. Philomena taat pada Imam dari Ars?” “Tentu saja, St. Philomena pasti taat padanya, karena Tuhan sendiri taat padanya.”

Jika aku berjumpa dengan seorang imam dan seorang malaikat, sudah sepatutnya aku memberi salam terlebih dahulu kepada imam sebelum aku memberi salam kepada malaikat. Malaikat adalah sahabat Tuhan; tetapi imam menduduki tempat-Nya. St. Theresia mencium tanah di mana seorang imam baru saja lewat. Apabila kamu berjumpa dengan seorang imam, katakanlah, “Inilah dia yang menjadikan aku anak Allah, yang membukakan pintu Surga bagiku dengan Sakramen Baptis yang kudus; yang menyucikan aku setelah aku berdosa; yang memberikan makanan bagi jiwaku.” Sementara memandang menara gereja, katakanlah, “Apakah itu yang ada di sana?” “Tubuh Kristus” “Mengapakah Ia di sana?” “Karena seorang imam ada di sana dan mempersembahkan Misa Kudus”.

Betapa sukacita memenuhi hati para rasul setelah Kebangkitan Kristus, saat mereka melihat Tuhan yang sangat mereka kasihi! Seorang imam pastilah merasakan sukacita yang sama, saat ia melihat Tuhan yang ia pegang dengan tangannya. Penghargaan tinggi diberikan pada benda-benda yang diletakkan dalam piala minum Santa Perawan dan Kanak-kanak Yesus di Loretto. Tetapi jari-jari imam, yang menyentuh Tubuh Yesus Kristus yang kita agungkan, yang menggenggam piala berisi Darah-Nya, yang mengunjukkan patena di mana Tubuh-Nya ditempatkan, tidakkah jauh lebih berharga? Imam adalah jantung Hati Yesus. Jika kamu melihat seorang imam, pikirkanlah Tuhan kita Yesus Kristus.

sumber : Catechism on the Priesthood by Saint John Vianney; www.catholic-forum.com
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya”

0 komentar:

Posting Komentar