Pages

Subscribe:

Kamis, 27 Desember 2012

Kado Ulang Tahun Untuk Yesus


Menurut berbagai sumber kisah berikut ini adalah sebuah kisah nyata. Seorang anak laki-laki kelas empat sekolah dasar di suatu daerah di Milaor Camarine Sur, Filipina, setiap hari harus melintasi rute daerah tanah bebatuan dan menyeberangi jalan raya yang berbahaya di mana banyak kendaraan melaju kencang dan tak beraturan. Setiap pagi, setiap kali berhasil menyeberangi jalan raya tersebut, anak ini mampir sebentar ke gereja sekedar untuk menyapa Tuhan dalam Tabernakel. Tindakannya selama ini diamati oleh Pastor Agaton, pastor paroki, yang merasa tersentuh melihat perilaku anak laki-laki yang lugu dan beriman tersebut.

"Bagaimana kabarmu hari ini Andy? Apakah kamu akan segera berangkat ke sekolah?"

"Ya, Pastor!" balas Andy dengan senyum khasnya.

Sebab Pastor mengkhawatirkan keselamatan Andy, suatu hari ia mengatakan kepada bocah tersebut,

"Jangan menyeberang jalan raya sendirian. Sepulang sekolah, kau boleh mampir ke gereja dan aku akan menemanimu ke seberang jalan. Dengan begitu aku bisa memastikan bahwa kamu pulang ke rumah dengan selamat."

"Terima kasih, Pastor."

"Kenapa kamu tidak segera pulang sekarang?"

"Saya masih ingin menyapa Tuhan sebentar, Pastor."

Pastor meninggalkan Andy untuk melewatkan waktunya di depan Tabernakel.

"Tuhan, Engkau tahu ulangan matematikaku hari ini sangat jelek, tetapi aku tidak mencontek meski teman-temanku melakukannya.

Kami mengalami musim paceklik, tetapi aku masih bisa sarapan sepotong kue. Terima kasih atas kuenya.

Orang bilang bahwa kami akan mengalami masa-masa musim panen yang susah, bahkan beberapa temanku sudah berhenti sekolah. Tolonglah supaya mereka bisa bersekolah kembali.

Lihat, Tuhan, ini sepatuku. Mungkin aku harus berjalan ke sekolah tanpa sepatu minggu depan.

Mama memukulku lagi. Sakit, tapi aku tahu sakit ini akan hilang, paling tidak aku masih punya seorang mama. Tuhan... Engkau mau lihat lukaku? Aku tahu Engkau bisa menyembuhkannya, di sini... di sini... aku rasa Engkau tahu yang ini kan ...? Tolong jangan marahi Mama... Mama hanya sedang kesal dan khawatir akan kebutuhan makanan dan biaya sekolahku.

Ah Tuhan, ... aku rasa aku sedang jatuh cinta saat ini. Ada seorang gadis cantik di kelasku, namanya Anita ...menurut-Mu apakah dia akan menyukaiku? Ah, bagaimanapun juga paling tidak aku tahu Engkau tetap menyukaiku karena aku tidak usah menjadi siapapun hanya untuk menyenangkan-Mu. Engkau adalah sahabatku.

O ya ... sebentar lagi Natal, ulang tahun-Mu tinggal beberapa hari lagi, apakah Engkau gembira? Tunggu saja sampai Engkau lihat aku punya kado untuk-Mu. Tapi, ini kejutan untuk-Mu. Aku harap Engkau akan menyukainya. Ooops, aku harus pergi sekarang."

"Pastor … Pastor … aku sudah selesai. Pastor bisa menemaniku menyeberang jalan sekarang!"

Suatu hari, Pastor Agaton jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Empat perempuan tua yang tidak pernah tersenyum diserahi tugas merawat gereja. Seusai pesta Natal di sekolah, Andy bergegas menuju gereja, tak sabar hendak memberikan kadonya untuk Yesus. Ia menerobos masuk ke dalam gedung gereja dan mendapati keempat perempuan tua itu sedang berlutut dengan Rosario di tangan.

"Halo… aku...," sapanya riang.

"Bocah tidak tahu sopan! Tidakkah kamu lihat kami sedang berdoa?! Keluar!"

Andy terkejut, "Tetapi, di mana Pastor Agaton? Pastor akan membantuku menyeberangi jalan raya… Pastor menyuruhku mampir lewat pintu belakang gereja. Aku juga harus menyapa Tuhan - aku punya kado ulang tahun untuk-Nya. "

Andy hendak mengambil hadiah tersebut dari dalam bajunya, ketika seorang dari keempat perempuan itu menarik kerah bajunya dan mendorongnya keluar gereja.

Sambil membuat tanda salib ia berkata, "Keluarlah bocah... jangan ganggu kami yang sedang berdoa!"

Andy sendirian menyeberangi jalan raya dengan pikiran galau, ketika tiba-tiba sebuah bus datang melaju kencang dari arah tikungan jalan. Tak ada waktu untuk menghindar, dan Andy tewas seketika. Orang-orang berlarian datang dan mengelilingi tubuh bocah malang yang sudah tak bernyawa tersebut. Sekonyong-konyong, muncul seorang Lelaki berjubah putih yang dengan berurai airmata datang dan memeluk tubuh Andy.

"Apakah Anda mengenalnya? Apakah Anda keluarga bocah malang ini?"

Lelaki itu menggeleng dan dengan hati pilu menjawab, "Dia sahabat-Ku." Hanya itu yang Ia katakan. Ia mengambil hadiah dari dalam baju bocah malang tersebut dan menaruhnya di dada-Nya. Lalu Ia berdiri dan pergi sambil membopong tubuh Andy; keduanya pun segera lenyap dari pandangan.

Sepulang dari rumah sakit, Pastor Agaton berkunjung ke rumah Andy dan bercakap-cakap dengan kedua orangtuanya.

"Bagaimana Anda mengetahui putera Anda meninggal?"

"Seorang Lelaki berjubah putih menghantarnya kemari," ucap ibu Andy terisak.

"Apa yang dikatakan-Nya?"

Ayah Andy menjawab, "Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ia sangat berduka. Kami tidak mengenal-Nya, namun Ia terlihat sangat sedih atas meninggalnya Andy. Anehnya, ada suatu kedamaian yang sulit dimengerti mengenai Lelaki itu ketika Ia menyerahkan anak kami. Ia membelai wajah Andy dan mengecup keningnya, sembari membisikkan sesuatu..."

"Apa yang dikatakannya?"

Ia berkata, "Terima kasih untuk kadonya. Aku akan segera berjumpa denganmu. Engkau akan bersama-Ku. Saya menangis, tetapi tidak tahu mengapa begitu. Yang saya tahu, saya menangis karena bahagia ... saya tak dapat menjelaskannya Pastor, tetapi ketika Dia meninggalkan kami, ada suatu kedamaian yang memenuhi hati kami. Saya merasakan kasih yang mendalam di hati. Tak dapat saya lukiskan sukacita dalam hati ini. Saya tahu puteraku sudah berada di surga sekarang. Tapi tolong katakan, Pastor, siapakah Lelaki ini yang biasa berbicara dengan puteraku setiap hari di gereja? Pastor seharusnya tahu karena Pastor selalu berada di sana setiap hari."

Pastor Agaton merasa ada air mata menetes di pipinya, dengan lutut gemetar ia berbisik, "Ia tidak berbicara dengan siapa-siapa … kecuali dengan Tuhan."
 
dikutip dari : yesaya.indocell.net

0 komentar:

Posting Komentar